Rabu, 03 Maret 2010

Paulus dan Dogma Trinitas


Tolong perhatikan sekali lagi. Penebusan dosa Paulus adalah satu hal. Dan penyimpangan pemahaman Paulus terhadap ajaran Yesus adalah hal yang lain. Apa yang saya nyatakan sudah konsisten, namun anda mungkin agak kesulitan mencernanya. Motivasi ambisi Paulus adalah pertobatannya, dan yang melenceng adalah pemahamannya mengenai ajaran Yesus.

Saya dapat saja bertobat dan berusaha mempelajari ajaran agama saya dan kemudian diakui sebagai ustadz, namun juga mengakui diri saya sebagai penjelmaan Malaikat Jibril misalnya. Tobatnya satu hal, dan penyimpangan pemahaman ajaran agama adalah hal yang berbeda. Dan terus terang, teori ini adalah teori yang paling masuk di akal bagi saya, dibandingkan teori konspirasi tersebut.

Dasarnya sangat banyak, sebagaimana sudah saya sebutkan sebagian, ajaran Paulus memiliki pengertian akan tuhan politheis, dan hal ini menjadi dasar hampir semua Gereja yang mengakui Yesus sebagai tuhan. 

Bayangkan tuhan berulangtahun? Hanya kepercayaan pagan yang memiliki pemikiran seperti ini, dan Paulus menggunakan hal ini dalam mengembangkan ajarannya. 
Seorang tuhan yang berdarah dan berdaging. Hanya pagan yang memiliki kepercayaan seperti ini, dan Paulus menggunakannya sebagai dasar ajarannya.
Mengubah air menjadi anggur. Sebelum Yesus melakukannya, Dioneses dewa Yunani sudah melakukannya terlebih dulu.

Kalau anda tidak percaya, tolong buktikan satu hal untuk saya. Sebelum Gereja Vatikan terbentuk pada Konsili Nicea, ada sebuah ajaran Kristen yang sangat bertentangan dengan ajaran Paulus. Yang mengajarkan paham ini adalah Arius, seorang pendeta yang hidup pada pertengahan abad ke 2 Masehi. Arius mendapatkan ajarannya dari orang-orang sebelumnya yang mengajarkan apa yang dia pelajari, kalau Yesus adalah seorang Nabi besar, Mesias, tapi bukan Tuhan. Paham Arius dikenal dengan paham Unitarian atau Gereja Katholik Arian, dan berkembang cukup pesat pada Timur Tengah dan Eropa Selatan. Sebelumnya saya pernah post di milis ini mengenai tokoh-tokoh Kristen Unitarian yang dapat diurut sampai pada jaman Yesus hidup. Artinya ajaran ini telah berkembang sejak jaman Yesus, lebih lama daripada Gereja Katholik Vatikan sendiri, atau ajaran Kristen Protestan lainnya.

Kalau apa yang diajarkan Yesus adalah ketuhanan trinitas, bagaimana mungkin ada yang percaya pada paham Unitarian ini? Atau, bagaimana mungkin paham ajaran ini berkembang sama sekali? Artinya Yesus tidak menjelaskan mengenai konsep ketuhanan trinitas maupun unitarian, dan ada perbedaan paham dalam memahami konsep ketuhanan dalam ajaran Kristen.

Kemana penganut ajaran ini sekarang? Masih ada dalam scope yang sangat kecil. Apa yang terjadi pada mereka? Setelah Konsili Nicea, mereka dibantai dan dibunuh sebagai seorang penghujat Tuhan, karena menolak Yesus sebagai tuhan. Siapa yang membunuh mereka? Tentara Romawi atas perintah Kaisar Romawi berdasarkan pada saran dari Gereja Vatikan. Mengapa kekaisaran Romawi turut campur dalam hal ini? Karena Konstitanus adalah seorang Trinitas.

Mengapa Konstitanus lebih memilih ajaran Trinitas dibandingkan Unitarian? Karena konsep trinitas lebih masuk akal untuknya dan rakyatnya. Katholik Vatikan dijadikan agama resmi setelah Konsili Nicea. Sebelum Gereja masuk ke Romawi, kekaisaran Romawi adalah bangsa pagan yang menyembah dewa matahari. Dan ajaran trinitas dapat lebih diterima oleh bangsa Romawi karena mereka dapat memahami tuhan yang berayah (Bapa), beribu (Maria), dan beranak (Yesus). Dan Trinitas juga menyediakan pembenaran untuk pemahaman mereka akan banyaknya dewa-dewa yang lain sebagai bentuk dari Roh Kudus yang tidak hanya satu. Paham Trinitas secara sosiokultural dapat lebih dipahami oleh mereka yang sebelumnya pagan, dibandingkan paham Unitarian.

Masyarakat pagan tidak dapat menerima Unitarian karena untuk mereka tuhan itu tidak mungkin hanya satu. Tidak mungkin kalau tuhan itu tunggal dan maha esa. Pemahaman mereka mengenai tuhan adalah plural.

Dan ini adalah dasar yang valid berdasarkan puluhan penelitian sejarah Eropa, sosiologi masyarakat Eropa, theologi Kristen, dsb. yang sebelumnya pernah dilakukan, namun ditolak oleh Gereja Vatikan dengan alasan keimanan.
 
Salam,
Stephanus Iqbal

Tidak ada komentar: