Selasa, 23 Februari 2010

Jejak Sejarah di Indonesia

Indonesia memiliki sejarah bangsa yang sedikit kabur. Rumitnya sejarah bangsa Indonesia juga merupakan faktor dari penjajahan Belanda yang cukup lama, dan pengaruh dari pemerintahan penjajah Belanda dalam mencanangkan kebijakan strategis demi melanggengkan penjajahan mereka di Indonesia.

Dampak paling logis dari hal ini adalah hilangnya kebenaran dalam sejarah bangsa. Dan hal ini diungkapkan dalam sebuah buku yang ditulis oleh Ahmad Mansyur Suryanegara, berjudul "Api Sejarah". Dalam bukunya, Pak Ahmad Mansyur menjelaskan secara kronologis dari kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh penjajah Belanda lalu kemudian menyajikan efek dari kebijakan tersebut. Beliau juga memaparkan kejadian menurut versi beliau yang sangat menggugah, karena terlihat jauh lebih realistis dan nyata jika dihubungkan dengan kebudayaan dan tradisi bangsa Indonesia pada jaman itu.

Pak Ahmad Mansyur mengungkapkan betapa sejarah yang disajikan pemerintah saat ini adalah sejarah yang ditulis dari sudut pandang Belanda, sehingga terjadi deislamisasi sejarah bangsa Indonesia. Banyak pahlawan bangsa yang seakan terlupakan dalam pencatatan sejarah bangsa Indonesia sebagai konsekuensi logis penerapan kebijakan deislamisasi bangsa. Mengapa terjadi deislamisasi sejarah perjuangan bangsa? Jawabannya sederhana.

Indonesia sejak dulu adalah bangsa yang mayoritas penduduknya Islam. Dan kenyataan ini adalah kenyataan pahit bagi pihak Belanda, karena ulama dan santri adalah tombak paling depan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan bangsa Indonesia adalah perjuangan yang berbasis pesantren, madrasah dan masjid, dimana ulama, kyai, dan santri adalah pejuang yang membela rakyat. Untuk menekan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, penjajah Belanda mendistorsi sejarah tersebut dan mendiskreditkan para ulama dan kyai. Dengan demikian rakyat tidak akan terlalu tergantung pada mereka.

Beberapa kebijakan politis juga diterapkan untuk mengubah ketergantungan rakyat pada agama mereka, ulama dan kyai mereka, menjadi ketergantungan akan hal-hal yang material, seperti jabatan, kekuasaan, dan uang.

Satu hal yang telah terbukti adalah peranan Freemasonry dalam menyetir VOC. Sebagian besar Jendral VOC ternyata adalah juga merupakan anggota Freemason Belanda. Hal yang menarik bagi saya, karena pola penjajahan yang diterapkan oleh Freemason di Indonesia juga ternyata memiliki pola yang sama dengan penjajahan di beberapa tempat yang lain. Seperti Afrika Selatan contohnya, walaupun di Indonesia tidak terjadi se-ekstrem itu. Pemisahan budaya dan pengkotak-kotakan masyarakat agar tercipta sebuah masyarakat yang diskriminatif.

Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie (Dutch Edition)

Tidak ada komentar: